Monday, August 16, 2010

Seleksi Calon Suami, Yuk


Setiap hari, berjuta-juta orang mencari pasangan untuk mengalami rasa cinta yang istimewa. Mencintai seorang pria untuk kemudian melangkah ke jenjang pernikahan merupakan impian hampir setiap perempuan. Namun, tentunya kita juga tidak bisa sembarangan dalam menentukan seseorang yang akan menjadi pasangan. Boleh saja sih, asal-asalan, asal baik, asal mapan, asal tanggung jawab, dan lain-lain.

Karena Anda bukan peramal yang bisa melihat seseorang itu baik atau tidak, maka Anda perlu melakukan wawancara. Tentu saja, wawancara yang dilakukan berbeda dengan job interview atau wawancara kerja di perusahaan. Mengapa (Why), Siapa (Who), Apa (What), Kapan (When), dan Di mana (Where), proses interview calon suami dilakukan?

Mengapa (Why)?
Perempuan dan pria merupakan dua insan yang diciptakan dengan segala keunikan. John Gray (2005) mengungkapkan perbedaan pria dan perempuan layaknya Mars dan Venus. Nah, perbedaan-perbedaan antara Anda dan pasangan dapat dijembatani dengan proses saling mengenal melalui tahap interview. Wawancara tersebut dilakukan dengan tujuan:

- Menemukan nilai dan tujuan hidup pasangan
Pernikahan ibarat sebuah perahu layar yang dikemudikan oleh 2 orang. Perahu tidak akan sampai di tempat tujuan jika pengemudinya memiliki tujuan berbeda. Kedua orang ini harus memiliki nilai dan tujuan yang sama agar bahtera pernikahan dapat tiba di tujuan.

- Menemukan hal-hal yang unik
Pria sangat senang untuk diterima, dipercaya, dihargai dan dikagumi. Dengan menemukan hal-hal unik dari pasangan, maka Anda bias memberi pujian padanya di bidang-bidang yang menjadi kebanggaannya.

- Mengetahui siapa orang-orang di sekelilingnya
Dengan mengenal orang-orang di sekelilingnya, di antaranya keluarga, sahabat, dan teman-temannya, maka Anda dapat mengetahui pola interaksi dan pola pergaulan si dia. Anda juga bisa mengorek siapa dia sesungguhnya dari mereka.

Siapa (Who)?
Secara statistik jumlah perempuan lebih banyak dibandingkan pria. Namun, tidak berarti semua pria yang Anda kenal perlu di-interview. Proses interview perlu dilakukan hanya kepada seseorang yang potensial menjadi suami. Potensial di sini bukan hanya materi, melainkan potensi untuk memberikan kebahagiaan lahir dan batin.

Apa (What)?
Layaknya sebuah interview pekerjaan, interview untuk calon suami pun berupa tanya jawab dengan tujuan saling mengenal pribadi pasangan. Pertanyaan-pertanyaan interview ditujukan untuk mengetahui filosofi hidup terkait dengan karier, keluarga, keuangan, dan visi hidupnya. Beberapa pertanyaan yang dapat menggambarkan filosofi hidupnya:
- Jika kamu memiliki uang sebesar 1 miliar rupiah, bagaimana kamu akan menggunakannya?
- Dalam 5 tahun ke depan, kira-kira kamu akan seperti apa, ya?
- Kalau karier aku lebih tinggi, bagaimana?

Kapan (When)?
Proses interview harus dilakukan secara santai dan terselubung agar pasangan tidak merasa sedang dihakimi. Jangan pernah membawa kertas dan pulpen untuk mencatat jawabannya. Apalagi meminta dia yang menuliskannya untuk Anda, ini bukan sedang tes kerja. Catat semua jawaban itu di dalam ingatan saja, untuk kemudian dijadikan pertimbangan untuk meneruskan atau menghentikan hubungan.

Di mana (Where)?

Proses interview sebaiknya dilakukan saat si dia dan Anda berada dalam aktivitas yang membuka banyak kesempatan baginya untuk mengemukakan pendapat. Beberapa tempat yang dapat memudahkan proses percakapan adalah toko buku, acara sosial, transportasi umum, dan klub olahraga. Tempat-tempat romantis seperti bioskop tidak akan membuka banyak potensi percakapan, begitu kata Margareth Kent dalam bukunya How to Marry the Man of Your Choice.

Hubungan cinta dapat berlangsung lama, kalau Anda dapat mempelajari, mencintai, dan mendukung orang yang Anda cintai dengan cara yang lebih baik. Proses interview ini merupakan salah satu cara bagi Anda untuk mengenal siapa dan apa di balik sosok pria yang akan menjadi calon pasangan Anda. Jadi, sudah dapat orang yang akan Anda interview?

No comments:

Post a Comment

Related Posts with Thumbnails